Temulawak sudah dikenal sejak
permulaan abad XVI dan popularitasnya terus meningkat seiring dengan manfaat
serta hasil penelitian khasiatnya. Di Eropa temulawak sudah dikenal sejak akhir
abad XVI dan saat ini menjadi salah satu bahan dasar untuk fitoterapi di
beberapa negara Eropa. Sejak 40 tahun terakhir ini, berbagai penelitian telah
mengungkapkan rahasia khasiat temulawak ini. Hasil penelitian tersebut umumnya
mendukung kearifan nenek moyang kita dalam penggunaan temulawak ini, khususnya
sebagai obat penyakit kuning (penyakit hati) dan pegel linu.
Dari hasil penelitian dalam dunia
kedokteran modern, diketahui bahwa khasiat temulawak terutama disebabkan oleh
dua kelompok kandungan kimia utamanya, yaitu senyawa berwarna kuning golongn
kurkuminoid dan minyak atsiri.
Kurkuminoid temulawak ini terdiri
atas dua jenis senyawa yaitu kurkumin dan desmetoksikurkumin yang berkhasiat
menetralkan racun, menghilangkan rasa nyeri sendi, meningkatkan sekresi empedu,
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, antibakteri, serta dapat
mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan
pengangkal senyawa-senyawa radikal yang berbahaya. Tahun 2006 dibuktikan bahwa
kurkuminoid secara klinis berkhasiat mencegah penyakit jantung koroner dan
meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penggumpalan darah. Minyak atsiri
temulawak terdiri atas 32 komponen yang secara umum bersifat meningkatkan
produksi getah empedu dan mampu menekan pembengkakan jaringan.
Kajian berikutnya menunjukkan
bahwa paduan antara zat warna kuning temulawak (kurkuminoid) dan minyak atsiri
mempunyai kemampuan mempercepat regenerasi sel-sel hati yang mengalami
kerusakan akibat pengaruh racun kimia. Pada saat ini sejalan dengan
perkembangan ilmu kimia, orang dengan mudah memisahkan kurkuminoid dan minyak
atsiri, dan kemudian mencampurkannya kembali (rekombinasi) dengan perbandingan
yang sesuai dengan dosis yang dikehendaki dibuat sediaan bentuk kapsul atau
kaplet yang praktis penggunaannya.
Xanthorrizol salah satu komponen
minyak atsiri pada percobaan invitro berkhasiat mengobati kanker payudara,
paru-paru dan ovarium dan sebagai anti bakteri, pencegah rusaknya email gigi
(mencegah plak).
Memperhatikan potensi khasiat
senyawa-senyawa yang terdapat pada temulawak dan hasil-hasil penelitian
manfaatnya, temulawak banyak dikembangkan dan diproduksi baik oleh industri
jamu dan pabrik farmasi. untuk meningkatkan kesehatan dan pencegahan
serta pengobatan penyakit). Untuk meningkatkan kesehatan, misalnya temulawak
dapat dipakai sebagai tonikum dan penambah nafsu makan. Untuk pencegahan serta
pengobatan penyakit, rekombinasi kurkuminoid minyak atsiri baik untuk penyakit
hati, sebagai minuman kesehatan temulawak (komponen-komponen kimianya) dapat
dicampur dengan madu, hingga diperoleh minuman madu temulawak yang menyehatkan,
kemudian dikembangkan menjadi fitofarmaka.
Setelah satu tahun Gerakan
Nasional Minum Temulawak (GNMT) tidak terasa pemanfaatan temulawak telah
mendunia baik di dalam maupun di luar negeri antara lain di Eropa, Amerika,
Asia. Di Indonesia berbagai pabrik farmasi banyak memanfaatkan temulawak
sebagai penambah nafsu makan, pengobatan hepatitis, penurun kadar kolesterol
darah (kurkuminoid-nya) mencegah stroke, mencegah penyakit jantung koroner, dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
Jadi, temulawak yang sudah
dikenal dan digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu
sebagai jamu kini diketahui khasiat dan kemampuannya sesuai dengan tuntutan
kemajuan ilmu kedokteran modern. Hasil olahan temulawak dapat berupa rimpang
(industri obat nasional), pati (industri makanan), zat warna (industri makanan,
kosmetik, tekstil, farmasi), oleoresin (industri makanan),kurkuminoid, minyak
atsiri (industri farmasi dan makanan), simplisia berbagai jenis minuman
(limun berkarbonat, minuman non karbonat, sirup, bir).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar